PASER – Panjangnya libur belajar tatap muka anak-anak dimasa PPKM Covid 19, sisakan keprihatinan dan rasa haru disebagian masyarakat yang menggantungkan hidup dari berjulan disekitar sekolah, hingga waktu pertemuan sekolah pun mulai jadi kegembiraan tersendiri buat pedagang tersebut.
Hendra, warga Kecamatan Tanah Grogot yang merupakan salah satu pedagang jajanan di Sekolah Dasar di Kabupaten Paser Kalimantan Timur, tampak tak bisa menyembunyikan kegembiraannya sejak mengetahui adanya sekolah tatap muka yang telah dibuka pada awal tahun 2022.
"Alhamdulillah jika akhirnya sekolah sudah mulai tatap muka, setidaknya selaku orang tua, kita tidak mesti ikut belajar dan beli pulsa untuk anak-anak, dan diwaktu yang sama juga bisa kembali mencari rejeki dengan berjualan jajan anak-anak disekolah". Tuturnya dengan wajah yang sumbringah.
Menurut Hendra (58 thn), sejak anak-anak tidak sekolah tatap muka, ia sempat berkali-kali beralih mencari usahan lain agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menjadi ojek, kurir barang pembantu banguna dari orang yang menyuruhnya.
Baca juga:
Rudi Tingkatkan Mutu Pendidikan Batam
|
"Tapi semua job jasa itu jarang-jarang bisa didapat, makannya saya andalin istri kalo ada pesanan order kue yang masuk, maka saya bagian antar-antarnya". Kata Hendra yang diwawancara awak media indonesiasatu.co.id Selasa (18/1/2022).
Hal sama juga diucapkan Asiah (58 thn), yang mengaku tidak memiliki sumber penghasilan rutin dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, hingga lebih banyak menggantungkan bantuan dari anak-anaknya yang juga perekonomiannya boleh dibilang kurang memadai.
"Alhamdulillah sekali lah nak, Jika nanti bisa kembali ikut jualan nititp-nitip kue disekitar sekolah, karna jujur kita bertahun-tahun sudah berharap anak-anak bisa kembali sekolah, agar kita juga yang orang kecil ini bisa ikut cari makan". Kata Asiah seraya mengusap wajahnya yang tampak berusaha tegar mengatasi lelahnya.
Sebagaimana Bakran (56 thn), juga mengaku senang karna sejak masa PPKM diberlakukan, iya nyaris boleh dikata tidak memiliki cara mencari sumber penghasilan rutin dalam mencukupi kebutuhan hidup anak istrinya.
"Alhamdulillah sudah mulai bisa kembali ikut berjulan disekitar sekolah-sekolah, karna jujur saya bertahun-tahun menunggu anak-anak sekolah bisa tatap muka, agar kita yang warga kecil ini bisa mencari rejeki”. Tutur Bakran. (Hen*)